11 April 2009

Malioboro, sumur penghidupan ratusan manusia




Jum'at, 10 April 09

Matahari di sore hari membakar kulit, lalu lintas Jogja yang semakin padat tiap tahunnya, menimbulkan suhu udara yang tinggi dan kepulan asap pembuangan kendaraan bermotor di tiap sudut kota. Jogja hari ini tak lagi asri.

Pukul 16:00 aku diundang oleh keluarga Okky (cewekku) untuk menemani jalan2 di sepanjang jalan Malioboro. Meskipun cuaca sedang dalam kondisi yang tidak bersahabat, aku tetap menyempatkan diri memenuhi undangan. Dengan mengendarai sepeda motor bututku, aku segera meluncur ke jalan Malioboro.

Sesampainya di sana, aku segera bertemu dengan Okky, tapi rupanya Okky sendirian. Ternyata yang lain sedang berada di "pusat Dagadu". Segera saja kami mencari "pusat Dagadu" tersebut yang memang ada di hampir setiap gang sepanjang jalan Malioboro. Setelah bertemu dengan keluarga, aku membisikkan kepada Ibu "Ini palsu semua bu.", karena aku tau betul bahwa gerai Dagadu hanya ada di tiga tempat di Jogja, yaitu di dalam Mall Malioboro (POSYANDU - Pos Pelayanan Dagadu), Plaza Ambarukmo (DPRD - Djawatan Pelajanan Resmi Dagadu), dan di jalan Pakuningratan 15 (UGD - Unit Gawat Dagadu) sebagai gerai utama Dagadu.

Ditengah keramaian Malioboro dan tingginya suhu udara malam di Jogja, kami meneruskan perjalanan sepanjang jalan Malioboro, dan sesekali menyempatkan mampir di pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan untuk membeli atau hanya melihat-lihat kerajinan tangan Jogja.

DI sepanjang jalan alioboro terdapat ratusan pedagan menjajakan berbagai macam kerajinan, hiasan, hingga makanan khas Jogja dengan harga variatif. Saat ini Malioboro sudah menjadi sumur penghidupan bagi banyak masyarakat Jogja, mulai dari tukang parkir, becak, andong (kereta kuda), hingga pedagang kaki lima. Satu hal yang harus diingat, Tawarlah harga serendah mungkin, karena harga biasanya hanya 25-50% dari tawaran awal.

Kunjungan akhir kami jatuh di Mirota Batik. Sebuah toko besar milik Mirota yang menyediakan oleh2 kerajinan tangan, barang antik dan batik Jogja lengkap mulai dari harga termurah hingga termahal. Mirota Batik terletak di ujung selatan jalan Malioboro, berdekatan dengan pasar Beringharjo, sehingga kami jadikan itu sebagai tujuan akhir kami.

Sungguh sebuah kesibukan kota yang sangat menarik, dimana telah dibangunnya mall-mall lain yang cukup megah serta tempat-tempat hiburan yang menarik di Jogja, namun tetap tak dapat menggantikan posisi Malioboro. Karena Malioboro adalah peninggalan sejarah Jogja yang harus tetap terjaga.



6 Goresan pena kawan:

kebvo kecil Sabtu, April 11, 2009 5:34:00 PM  

enaKx..
jLn2 ma caLon meRtua..
upzz...;p

Tirta Kusuma Sabtu, April 11, 2009 5:37:00 PM  

hehehe...iya seneng banget semalem...

taufik Senin, April 13, 2009 1:48:00 AM  

kalo ke jogja pasti gak akan lupa yang namanya Malioboro. Bisa dibilang kalo belum jalan2 ke Malioboro sama aja belum ke Jogja.

Tirta Kusuma Jumat, April 24, 2009 10:04:00 AM  

setuju banget mas, meskipun saat ini jogja udah dipenuhi wisata kota yang tidak kalah menarik dengan kota lain, namun keunikan Jogja justru terletak pada budaya tradisionalnya
salah satunya adalah malioboro

Anonim,  Jumat, April 24, 2009 10:53:00 AM  

"karena aku tau betul bahwa gerai Dagadu hanya ada di tiga tempat di Jogja, yaitu di dalam Mall Malioboro (POSYANDU - Pos Pelayanan Dagadu), Plaza Ambarukmo (DPRD - Djawatan Pelajanan Resmi Dagadu), dan di jalan Pakuningratan 15 (UGD - Unit Gawat Dagadu) sebagai gerai utama Dagadu."
ngiklan nih? .. he he ...
dagadu sekarang kaos nya berapaan ya? kayaknya minim goban yah? di Joger aja udah g ada kaos harga segitu.. rata-rata tujupuluhan -_-

Tirta Kusuma Jumat, April 24, 2009 3:59:00 PM  

hehehe, bukan ngiklan sih, tapi menunjukkan jalan yang benar,,,hehehe

klo harganya aku lupa dah lama gak beli(seringnya dibeliin).klo gak salah sekitar 50 deh

ShareThis

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP