29 Mei 2011

"Tik Tok Tik Tok"




Hampir dua tahun aku tak lagi menuliskan sepatah kata pun dalam kolom pribadi ini. Pagi ini, sebuah perasaan menuntun jemariku kembali merangkai kata dari hati dan pikiranku. Sekedar menuangkan perasaan, dalam tulisan tanpa aturan yang tak tertata rapi.

"Tik Tok Tik Tok"...

Semua ini tentang bagaimana sang waktu menepati janjinya, sebuah rangkaian alur kejadian yang saling berkaitan. Seperti bunga, yang kemudian berubah menjadi buah, lalu buah tersebut segera busuk, dan jatuh ke tanah. Belum berakhir disitu, buah busuk yang seperti sampah tak bertuan lazimnya dapat menumbuhkan sebuah pohon, yang akan tumbuh besar dan berbunga kembali.

Ya, setiap kejadian selalu menciptakan kejadian lainnya di waktu yang berbeda. Terkadang semakin indah kadang juga buruk. Perputaran waktu seperti buku dalam kehidupan, dan setiap kejadian sebagai pembatasnya. Satu kata dalam sebuah halaman menentukan puluhan kalimat pada halaman selanjutnya, pun cerita dalam bab akhir buku tergantung pada kata pengantar "buku ini".

Menutup mata saat melangkah, sudah tentu akan tersesat dalam kondisi dunia yang suram, saat tak ada lagi jalan setapak untuk dilalui, kebingungan apakah ke depan atau ke belakang jalan yang harus ditempuh, dan terdikte oleh kecemasan.

"Tik Tok Tik Tok"...

Percayalah, paragraf diatas bukan merupakan bagian terbaik dari cerita ini. Kalau hanya untuk bercerita tentang sebab-akibat, atau seorang yang bersalah, lalu bimbang, terjebak dalam situasi yang kacau, frustasi dan mungkin juga bunuh diri, aku rasa tak perlu kutemui fajar pagi ini.

Kita adalah mahluk penuh serpihan dosa dan tak pernah luput dari kesalahan. Khilaf menjadi santapan kita sehari-hari dengan kadar yang tak menentu. Bukan pemandangan asing saat seorang pria atau wanita duduk termenung sendiri di pojok kamar, di taman atau di sebuah warung kopi yang hening, menikmati penyesalannya sendiri. Itu hal yang biasa.

"Tik Tok Tik Tok"... Waktu terus berjalan.
Karena kau manusia, bukan berarti kesalahan harus selalu terbaca dalam pikiranmu. Wajarnya seorang manusia selalu berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan. "Kebahagiaan adalah suatu kondisi dimana kita bisa menikmatinya" Kutipan dari seorang sahabat. Lalu, apakah kau benar-benar bisa menikmati penyesalan dengan kesedihan yang berkepanjangan? apakah kau benar-benar bahagia menyendiri di balik senyum palsu?

Akhirnya, Kenapa tidak kau lanjutkan saja perjalanan yang sudah kau tempuh? meski kau sedang tersesat dan kehilangan arah, setidaknya ada matahari atau mungkin rasi bintang sebagai penunjuk arahmu. Saat kau tersesat, kau tidak benar-benar kehilangan arah. Selalu ada tujuan untuk melangkah, tinggal bagaimana kau melangkahkan kakimu kembali dan menentukan jalan mana yang kau pilih. Atau mungkin kau memang ingin tetap berada dalam belantara kegalauanmu sendiri selamanya dan kehilangan masa depanmu yang mungkin lebih menarik?

"Tik Tok Tik Tok"...

Karna pada akhirnya, jalan yang sudah kau lalui sudah menjadi kenangan di masa depanmu dan jalan yang akan kau tempuh pun akan menjadi penentu akhir ceritamu.

Aku menuliskan pesan yang terbentuk dari hati dan pikiranku.

bersambung...

ShareThis

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP